Isekai no Mahou Gengo ga Doumitemo Nihongo Dattaken - Chapter 4 ~ WinterNovel Translation

Sunday, November 5, 2017

Isekai no Mahou Gengo ga Doumitemo Nihongo Dattaken - Chapter 4

'CINTA IBU, PENGAKUAN AYAH (1)'

Di ruang tamu, makan malah akan segera tersaji. Suasana yang lembut dan menenangkan, Sampai pintu terbuka, dalam kebingungan.

“Ibu,Ayah, dengarkan!, dengarkan!, ini sangat menakjubkan”

Suara lelaki yang bernada tinggi dan bersemangat -suaraku- bergema di seluruh ruangan. Ayahku, yang sedang meminum bir, menatapku dengan tatapan bertanya-tanya sementara ibuku, sedang menyiapkan meja, menatapku dengan perasaan tercampur kekhawatiran dengan kebingungan. Aku mengabaikan bagaimana ibu melirikku seolah meragukan kewarasanku.

“Hal yang benar-benar menakjubkan terjadi! Luar biasa!, sangat luarbiasa menakjubkan!"

Aku secara cuma-cuma mengulangi kata 'luar biasa' dengan alasan untuk menyampaikan pentingnya apa yang aku temukan - dan juga kenyataan bahwa aku telah hidup selama 24 tahun. Tercampur kegembiraan, aku tidak bisa menyampaikan penjelasan dengan jelas.

“Tunggu sebentar, Gerald ... Apakah itu lebih penting daripada makan malam?"

“…”

Komentar ayahku seakan melemparkan air dingin ke arah kegembiraanku.

⚪     ⚪     ⚪

Di ruang tamu, sebuah bola cahaya bersinar dari atas. Ayah dan ibu duduk di meja empat orang sementara adik perempuanku tidur lelap di tempat tidurnya. Ibu mungkin memberinya makanan lebih awal. Dia memiliki ekspresi damai nan melembutkan saat dia tertidur.

Pada hal yang tidak terkait, menu untuk malam ini adalah ham, telur, kentang tumbuk dan sup bawang. Itu hal yang sederhana, tapi memakan masakan ibuku tidak akan pernah gagal untuk menghangatkan hatiku. jadi, sambil menikmati makanan di mulutku, aku menceritakan waktu saat aku di gudang

“…dan itu ditulis dalam bahasa sihir. Awalnya aku tidak memahaminya, tapi untuk beberapa alasan, aku tiba-tiba mengalami sakit kepala, dan kemudian aku bisa membacanya.”

By the way, Aku tidak menyebutkan bahwa aku mendapatkan kembali ingatan dari kehidupan masa laluku yang membuat ’sakit kepala misteriusku' terjadi.

Ini bukanlah kebohongan ... secara teknis ...

“Hmm ... jadi sesuatu seperti itu terjadi. Sulit dipercaya, tapi tidak mungkin menyangkalnya setelah melihat ini.”

Ayah menyilangkan lengannya saat memeriksa cahaya yang berada di atas kepalanya (yang telah aku buat dengan sihirku tadi). Dia mengerutkan keningnya dan tenggelam dalam pikirannya.

“Sesuatu yang aneh terjadi, bukankah begitu…”

Di sisi lain, ibuku tetap bersikap biasa.

“Kami tidak tahu apa-apa tentang sihir. Mungkinkah anak kita tiba-tiba bisa membaca bahasa sihir dan merapalkan mantra?”

“Itu benar ... Aku tidak berpikir bahwa anak kita akan membaca grimoire yang kita terima 10 tahun yang lalu. Gerald, bisakah kamu meminjamkannya padaku sebentar?”

“Tentu.”

Aku menyerahkan  buku, yang ada di pangkuanku saat makan malam berlangsung, untuk Ayah yang sedang duduk di depanku. Dengan mudah dia mengangkat buku yang berat itu dan mulai memeriksanya dari berbagai sudut.

Lalu ... "Tak ada harapan ... sepertinya aku tidak bisa membacanya. Apakah kamu ingin melihat-lihat juga, Cecilia?”

Ibu menggelengkan kepalanya.

“Tidak, aku tak apa ... Akan lebih mudah jika aku bisa memasak, membersihkan dan mencuci menggunakan sihir, tapi aku menikmatinya.”

“Meski begitu ... tidakkah kamu berharap bisa menggunakan sihir seperti dalam cerita?”

Sepertinya itu membawa anak itu masuk kedalamnya; suaranya dilliputi dengan kegembiraan.

“Tapi aku juga sibuk mengurus Sierra-chan.”

“Cecilia, Kamu sama sekali tidak menjawab pertanyaanku…”

“Dan aku tidak suka kekerasan, kau tahu…”

“Seperti yang aku katakan, itu bukanlah sebuah jawaban.”

Ekspresi Ayah memburuk setelah mendengar respons Ibu yang santai. Aku mengerti perasaannya…

“Lagi pula, Russel, kita akan sibuk untuk mengurus Sierra-chan. Tentunya Gerald-chan akan bisa membantu dengan sihirnya mulai sekarang?”

Ibu dengan lembut tersenyum, tatapannya beralih dari Ayah kepadaku.

“Kan, Gerald-chan?”

“…Kumohon jangan tambahkan -chan.”

“Tapi Gerald-chan anakku yang lucu.”

“Lagi, itu bukanlah jawaban!”

“Tapi kamu juga belum menjawab pertanyaanku.”

“Dia di usianya mulai bertingkah seperti orang dewasa. Aku mengerti, ini mulai menggoda, tapi lebih mudah melakukannya, Cecilia.”

“Ayah, tidak kau juga!”

Saat aku meninggikan suaraku dengan masam, mereka berdua tersenyum hangat.

Itu adalah gambaran Keluarga bahagia.

Itu adalah gambaran kebahagiaan.

Itu sangat berbeda dengan kehidupan lampauku. Namun, tak disangka, ada perasaan yang mengganguku.


Author's Note
Terimakasih atas dukungannya yang luar biasa, aku berencana untuk bekerja keras kedepannya asalkan berlangsung.

Sekali lagi, terima kasih atas dukungannya.

0 comments:

Post a Comment

Ikuti Kami

Share This Blog

Twitter Facebook Digg Stumbleupon Favorites More